1.
Rasul Ulul Azmi
Rasul Ulul Azmi
merupakan gelar yang diberikan Allah SWT kepada para rasul ya ngmempunyai kesabaran
luar biasa dalam membimbing, membina, dan mengajak kaumnya untuk taat kepada
Allah SWT walupun cobaan dan rintangannya begitu besar. Dengan demikian
disamping mempunyai 4 sifat wajib di atas, para rasul yang mendapat gelar Ulul
Azmi juga mempunyai tingkat kesabaran, kegigihan, dan keuletan yang luar biasa.
Adapun Firman Allah SWT dalam QS Al Ahqaf ayat 35:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُوْلُوا الْعَزْمِ
مِنَالرُّسُلِ
Artinya:
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar.
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar.
Para rasul yang mendapat gelar ulul azmi tersebut adalah :
o Nabi Nuh a.s.
o Nabi Ibrahim a.s.
o Nabi Musa a.s.
o Nabi Isa a.s.
o Nabi Muhammad s.a.w
o Nabi Nuh a.s.
o Nabi Ibrahim a.s.
o Nabi Musa a.s.
o Nabi Isa a.s.
o Nabi Muhammad s.a.w
Para rasul Ulul Azmi tersebut dikaruniai mukjizat sebagai
tanda kerasulannya serta sebagai wujud pertolongan Allah atas perjuangannya.
Mukjizat adalah keadaan atau keajaiban yang luar biasa yang dialammi atau
dilakukan oelh para nabi dan rasul atas izin Allah. Akan tetapi mukjizat ini
tidak bisa dikendalikan oleh Rasul itu. Mukjizat itu Benar-benar pertolongan
dan atas izin Allah, tidak bisa dipelajari. Sebagai contoh Nabi Musa yang
memiliki mukjizat tongkat yang dapat membelah lautan. Nabi Musa tidak serta
merta setiap saat kalau memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut akan
terbelah. Kejadian Musa memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut terbelah dan
bisa dilewati itu hanya ketika diperintahkan Allah untuk memukulkan tongkat itu
kelaut saat dikejar-kejar oleh bala tentara Firaun. Sehingga sangat salah kalau
orang pada zaman ini kemudian mempelajari mukjizat Allah. Itu jelas
penyimpangan dan kesyirikan yang fatal.
2. Fungsi Iman kepada Rasul Allah SWT
Iman kepada Rasul Allah swt.
Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda penghayatan terhadap fungsi
iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1) Mengimani bahwa risalah mereka
benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari mereka walaupun hanya
salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah dalam
Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs:
Asy-syura:105).
2) Mengimani Rasul yang telah kita
kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan
sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs: Al-mu-min:78).
3) Membenarkan berita-berita yang
bersumber dari wahyu Allah swt.
4) Mengamalkan syariat-syariat mereka
yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka
demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkatra yang meeka perselisihakan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadapm putusan yang kamu berikan
dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).
3. Sifat-sifat nabi dan rasul Allah
Seperti disebutkan di
muka, para nabi merupakan teladan bagi sekalian
umatnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seorang yang menjadi
teladan memiliki sifat suci dari dosa, bahkan lebih dari itu, dia harus
memiliki akhlak yang luhur. Untuk kepentingan tersebut, Allah akan menjaga dan
memelihara para nabi dan rasul-Nya dari melakukan perbuatan-perbuatan salah dan
dosa. Keadaan yang demikian dari para nabi dan rasul disebut ma’shum atau suci dari dosa. Sebagai manusia
pilihan, para nabi dan rasul senantiasa terpelihara dari perbuatan maksiat.
Mereka senantiasa memperlihatkan akhlak yang mulia dan mencerminkan kehidupan
yang diliputi kesucian. Allah telah mengaruniakan kepada mereka pertolongan dan
anugerah untuk dapat mencapai
kesempurnaan kemanusiaannya. Dengan demikian sudah sepantasnya kalau perilaku
mereka menjadi anutan dan teladan.
Selain
terpelihara dari melakukan maksiat, para rasul juga memiliki beberapa sifat
utama,
1. Shiddiq,
amanah, fathanah, dan tabligh.
Pertama, shiddiq artinya jujur,
seorang rasul tentu saja harus jujur. Bagaimana mungkin ia dapat diteladani
kalau ia adalah seorang pembohong. Allah berfirman: “ceritakanlah (hai
muhammad) kisah ibrahim di dalam al-kitab (al-quran) ini. Sesungguhnya ia
adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi”(qs. Maryam (19): 41).
2. Amanah
artinya dapat dipercaya. Seorang rasul mendapat amanat atau kepercayaan dari
allah untuk menyampaikan risalah-nya. Para rasul telah dengan baik mengemban
amanat allah tersebut. Mereka telah berusaha keras dan sabar menyampaikan
ajaran allah kepada umat manusia. Sifat amanah ini berhubungan erat dengan
sifat tabligh, yaitu menyampaikan. Allah
berfirman:
“tidak mungkin bagi seorang nabi berkhianat dalam urusan
harta rampasan perang”
(qs. Ali ‘imran (3): 161).
3. Tabligh,
artinya menyampaikan. Para rasul memiliki tugas pokok untuk menyampaikan pesan-pesan
allah kepada umat manusia. Karena itu sifat ini menjadi satu atau melekat pada
diri seorang rasul. Menyembunyikan pesan allah dan tidak disampaikan kepada
orang banyak berarti pengkhianatan atas amanat yang diembannya.
4. Fathanah, artinya
cerdas. Seorang rasul senantiasa tanggap terhadap apa pun yang terjadi pada
umatnya, dan dia akan memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umatnya.
4.
Meneladani Sifat-sifat Rasulullah
SAW.
1.
Meneladani
Sifat Siddiq
Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2.
Meneladani
Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
3.
Meneladani
Sifat Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan
merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata.
ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini
dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut
ilmu.
4.
Meneladani
Sifat Tablig
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.
5. Hikmah Beriman Kepada Rasul
Beriman kepada
rasul memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan kita,baik dalam kehidupan
secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.Adapun hikmah-hikmah dengan
kita beriman kepada rasul allah, antara lain :
1) Dengan beriman
kepada Rasul kita memiliki seorang teladan yang baik. Rasul merupakan suri
teladan yang baik bagi umat manusia.
2) Dengan beriman
kepada rasul allah kita mendapat bimbingan dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan umat manusia secara pribadi, dalam keluarga maupun dalam masyarakat
luas.
3) Dengan beriman
kepada Rasul allah kita dapat mengetahui dan mencontoh tentang cara membentuk
masyarakat yang adil, makmur, dan saling menghormati. Semua manusia pasti
mengharapkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan saling menghormati,
hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, ketika membina masyarakat yang
damai walaupun berbeda suku dan agama.
4) Dengan beriman
kepada Rasul allah kita memiliki petunjuk dalam rangka meraih kebahagiaan, baik
ketika di dunia maupun ketika di akhirat kelak. Manusia yang cenderung
mengedepankan kekuatan akalnya maka kehidupan setelah mati tidak mampu
menjamahnya sehingga kedatangan Rasul-rasul allah menjelaskan tentang hal
tersebut.
6. Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari
×
Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama.
×
Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah.
×
Selalu optimis dan tidak pernah putus asa.
×
Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
×
Tidak membeda-bedakan para rasul-rasul allah.
×
Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para rasul.
×
Meyakini para rasul memiliki sifat-sifat terpuji.
×
Menjadikan rasul sebagai suri tauladan yang baik.
×
Memupuk rasa cinta terhadap rasul.
×
Berusaha menjadi seseorang yang memiliki sifat seperti rasul,
yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatonah.
×
Toleransi dalam kehidupan beragama, terhadap orang yang
berbeda agama dengan kita.
×
Menyiapkan bekal hidup untuk kehidupan di dunia maupun di
akhirat takdir
0 komentar:
Posting Komentar