Agama Islam *2

Minggu, 13 Oktober 2013
1.   Rasul Ulul Azmi

Rasul Ulul Azmi merupakan gelar yang diberikan Allah SWT kepada para rasul ya ngmempunyai kesabaran luar biasa dalam membimbing, membina, dan mengajak kaumnya untuk taat kepada Allah SWT walupun cobaan dan rintangannya begitu besar. Dengan demikian disamping mempunyai 4 sifat wajib di atas, para rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi juga mempunyai tingkat kesabaran, kegigihan, dan keuletan yang luar biasa. Adapun Firman Allah SWT dalam QS Al Ahqaf ayat 35:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُوْلُوا الْعَزْمِ مِنَالرُّسُلِ

Artinya:
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar.



Para rasul yang mendapat gelar ulul azmi tersebut adalah :
o Nabi Nuh a.s.
o Nabi Ibrahim a.s.
o Nabi Musa a.s.
o Nabi Isa a.s.
o Nabi Muhammad s.a.w

Para rasul Ulul Azmi tersebut dikaruniai mukjizat sebagai tanda kerasulannya serta sebagai wujud pertolongan Allah atas perjuangannya. Mukjizat adalah keadaan atau keajaiban yang luar biasa yang dialammi atau dilakukan oelh para nabi dan rasul atas izin Allah. Akan tetapi mukjizat ini tidak bisa dikendalikan oleh Rasul itu. Mukjizat itu Benar-benar pertolongan dan atas izin Allah, tidak bisa dipelajari. Sebagai contoh Nabi Musa yang memiliki mukjizat tongkat yang dapat membelah lautan. Nabi Musa tidak serta merta setiap saat kalau memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut akan terbelah. Kejadian Musa memukulkan tongkatnya ke laut lantas laut terbelah dan bisa dilewati itu hanya ketika diperintahkan Allah untuk memukulkan tongkat itu kelaut saat dikejar-kejar oleh bala tentara Firaun. Sehingga sangat salah kalau orang pada zaman ini kemudian mempelajari mukjizat Allah. Itu jelas penyimpangan dan kesyirikan yang fatal.

2.   Fungsi Iman kepada Rasul Allah SWT

            Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1)      Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang mengingkari mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs: Asy-syura:105).
2)      Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs: Al-mu-min:78).
3)      Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4)      Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka  perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-nisa:65).


3.   Sifat-sifat nabi dan rasul Allah

Seperti disebutkan di muka, para nabi merupakan teladan bagi sekalian  umatnya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi seorang yang menjadi teladan memiliki sifat suci dari dosa, bahkan lebih dari itu, dia harus memiliki akhlak yang luhur. Untuk kepentingan tersebut, Allah akan menjaga dan memelihara para nabi dan rasul-Nya dari melakukan perbuatan-perbuatan salah dan dosa. Keadaan yang demikian dari para nabi dan rasul disebut   ma’shum atau suci dari dosa. Sebagai manusia pilihan, para nabi dan rasul senantiasa terpelihara dari perbuatan maksiat. Mereka senantiasa memperlihatkan akhlak yang mulia dan mencerminkan kehidupan yang diliputi kesucian. Allah telah mengaruniakan kepada mereka pertolongan dan anugerah untuk dapat  mencapai kesempurnaan kemanusiaannya. Dengan demikian sudah sepantasnya kalau perilaku mereka menjadi anutan dan teladan. 

Selain terpelihara dari melakukan maksiat, para rasul juga memiliki beberapa sifat utama,
1.      Shiddiq, amanah, fathanah, dan tabligh.  Pertama,  shiddiq artinya jujur, seorang rasul tentu saja harus jujur. Bagaimana mungkin ia dapat diteladani kalau ia adalah seorang pembohong. Allah berfirman: “ceritakanlah (hai muhammad) kisah ibrahim di dalam al-kitab (al-quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi”(qs. Maryam (19): 41).
2.      Amanah artinya dapat dipercaya. Seorang rasul mendapat amanat atau kepercayaan dari allah untuk menyampaikan risalah-nya. Para rasul telah dengan baik mengemban amanat allah tersebut. Mereka telah berusaha keras dan sabar menyampaikan ajaran allah kepada umat manusia. Sifat amanah ini berhubungan erat dengan sifat  tabligh, yaitu menyampaikan. Allah berfirman:
            “tidak mungkin bagi seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang”
            (qs. Ali ‘imran (3): 161).
3.      Tabligh, artinya menyampaikan. Para rasul memiliki tugas pokok untuk menyampaikan pesan-pesan allah kepada umat manusia. Karena itu sifat ini menjadi satu atau melekat pada diri seorang rasul. Menyembunyikan pesan allah dan tidak disampaikan kepada orang banyak berarti pengkhianatan atas amanat yang diembannya.
4.      Fathanah, artinya cerdas. Seorang rasul senantiasa tanggap terhadap apa pun yang terjadi pada umatnya, dan dia akan memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umatnya.

4.   Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.

1.      Meneladani Sifat Siddiq   
Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2.      Meneladani Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
3.      Meneladani Sifat Fatanah
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau menuntut ilmu.
4.      Meneladani Sifat Tablig
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.

5.   Hikmah Beriman Kepada Rasul
            
Beriman kepada rasul memiliki hikmah yang sangat baik bagi kehidupan kita,baik dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada rasul allah, antara lain :

1)      Dengan beriman kepada Rasul kita memiliki seorang teladan yang baik. Rasul merupakan suri teladan yang baik bagi umat manusia.
2)      Dengan beriman kepada rasul allah kita mendapat bimbingan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan umat manusia secara pribadi, dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.
3)      Dengan beriman kepada Rasul allah kita dapat mengetahui dan mencontoh tentang cara membentuk masyarakat yang adil, makmur, dan saling menghormati. Semua manusia pasti mengharapkan kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan saling menghormati, hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, ketika membina masyarakat yang damai walaupun berbeda suku dan agama.
4)      Dengan beriman kepada Rasul allah kita memiliki petunjuk dalam rangka meraih kebahagiaan, baik ketika di dunia maupun ketika di akhirat kelak. Manusia yang cenderung mengedepankan kekuatan akalnya maka kehidupan setelah mati tidak mampu menjamahnya sehingga kedatangan Rasul-rasul allah menjelaskan tentang hal tersebut.

6.   Nilai-nilai Yang Harus Diaplikasikan Dalam Kehidupan Sehari-hari

×    Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama.
×    Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah.
×    Selalu optimis dan tidak pernah putus asa.
×    Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah.
×    Tidak membeda-bedakan para rasul-rasul allah.
×    Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para rasul.
×    Meyakini para rasul memiliki sifat-sifat terpuji.
×    Menjadikan rasul sebagai suri tauladan yang baik.
×    Memupuk rasa cinta terhadap rasul.
×    Berusaha menjadi seseorang yang memiliki sifat seperti rasul, yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatonah.
×    Toleransi dalam kehidupan beragama, terhadap orang yang berbeda agama dengan kita.
×    Menyiapkan bekal hidup untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat takdir


0 komentar:

Posting Komentar

Pages