Iman Kepada Rasul
Allah
1.
Pengertian
iman kepada rasul Allah
Untuk
mengawali uraian tentang iman kepada rasul Allah ini, terlebih dahulu dijelaskan
pengertian nabi dan rasul. Kata nabi berasal dari kata naba’a, artinya pemberitahuan yang besar
faedahnya, yang menyebabkan orang mengetahui sesuatu. Huruf hamzah dalam kata naba’a yang kemudian menjadi kata nabi dibuang.
Nabi, dengan demikian berarti
duta atau utusan Allah atau orang yang memberi informasi tentang Allah. Nabi juga
disebut rasul, yang artinya utusan.
Kata nabi dan rasul sering dipakai secara bergantian dalam
al-Quran. Orangnya sama, tetapi
kadang-kadang disebut nabi, kadang-kadang disebut rasul, bahkan sekali-kali disebut nabi dan rasul
sekaligus. Adapun sebabnya adalah,
karena seorang nabi mempunyai dua kesanggupan, yaitu menerima pemberitahuan dari Allah, dan menyampaikan risalah itu
kepada manusia. Kesanggupan yang pertama
disebut nabi, dan kesanggupan yang kedua
disebut rasul.
Namun demikian kata rasul mempunyai cakupan yang
lebih luas, karena para malaikat pun disebut rasul. Sebagian
ulama ada yang berpendapat, bahwa nabi dan rasul adalah orang yang menerima
wahyu dari Allah. Jika orang itu diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan
wahyu itu kepada umatnya, maka ia dinamakan
nabi dan rasul. Tetapi, jika
orang itu tidak diberi tugas untuk menyampaikan wahyu itu kepada umatnya, maka
ia dinamakan nabi.
2. Tugas Para Rasul
Tugas
pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah
swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka
mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena
begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar
biasa yaitu berupa mukjizat.
Mukjizat
ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul
atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan
sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau
menerima ajaran yang dibawakannya.
Adapun tugas
para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1)
Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan
kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa
dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta
alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya
dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas
dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah
mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2)
Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah
atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan
dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah
dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya.
Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan
oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3)
Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya,
mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah
Allah swt.
4) Memberikan
contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang
utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada
sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5) Menyampaikan
kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang
digariskan Allah swt.
6) Memberikan
kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada
perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga,
sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar
derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt,
terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan
neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
3. Para Rasul-Rasul Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya
Rasul-Rasul
yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak
pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus
sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu
ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)
"Dari Abu
Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi?
Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka
yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R.
Ahmad)
0 komentar:
Posting Komentar