Agama Islam *1

Minggu, 13 Oktober 2013
Iman Kepada Rasul Allah
1.   Pengertian iman kepada rasul Allah
Untuk mengawali uraian tentang iman kepada rasul Allah ini, terlebih dahulu dijelaskan pengertian nabi dan rasul. Kata nabi berasal dari kata  naba’a, artinya pemberitahuan yang besar faedahnya, yang menyebabkan orang mengetahui sesuatu. Huruf hamzah dalam kata  naba’a yang kemudian menjadi kata  nabi dibuang.  Nabi, dengan demikian berarti  duta  atau  utusan Allah atau orang yang  memberi informasi tentang Allah. Nabi juga disebut rasul, yang artinya utusan.  Kata  nabi dan  rasul sering dipakai secara bergantian dalam al-Quran.  Orangnya sama, tetapi kadang-kadang disebut nabi, kadang-kadang disebut rasul,  bahkan sekali-kali disebut nabi dan rasul sekaligus. Adapun sebabnya adalah,  karena seorang nabi mempunyai dua kesanggupan, yaitu menerima pemberitahuan  dari Allah, dan menyampaikan risalah itu kepada manusia. Kesanggupan yang  pertama disebut  nabi, dan kesanggupan yang kedua disebut  rasul.


Namun  demikian kata rasul mempunyai cakupan yang lebih luas, karena para malaikat pun disebut rasul. Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwa nabi dan rasul adalah orang yang menerima wahyu dari Allah. Jika orang itu diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu itu kepada umatnya, maka ia dinamakan  nabi dan  rasul. Tetapi, jika orang itu tidak diberi tugas untuk menyampaikan wahyu itu kepada umatnya, maka ia dinamakan nabi.
2.   Tugas Para Rasul
            Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat.
            Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.

Adapun tugas para nabi dan rasul adalah sebagai berikut:
1)      Mengajarkan aqidah tauhid, yaitu menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa:
a. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah (tauhid ubudiyah).
b. Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya (tauhid rububiyah)
c. Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia (tauhid uluhiyah)
d. Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhluqNya (tauhid sifatiyah)
2)      Mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt. Ibadah kepada Allah swt. sudah dicontohkan dengan pasti oleh para rasul, tidak boleh dibikin-bikin atau direkayasa. Ibadah dalam hal ini adalah ibadah mahdhah seperti salat, puasa dan sebagainya. Menambah-nambah, merekayasa atau menyimpang dari apa yang telah dicontohkan oleh rasul termasuk kategori “bid’ah,” dan bid’ah adalah kesesatan.
3)      Menjelaskan hukum-hukum dan batasan-batasan bagi umatnya, mana hal-hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah swt.
4)      Memberikan contoh kepada umatnya bagaimana cara menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama seperti berkata benar, dapat dipercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dan sebagainya.
5)      Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah swt.
6)      Memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa. Sebaliknya mereka membawa kabar derita bagi umat manusia yang berbuat zalim (aniaya) baik terhadap Allah swt, terhadap manusia atau terhadap makhluq lain, bahwa mereka akan dibalas dengan neraka, suatu puncak penderitaan yang tak terhingga.(Q.S. al Bayyinah: 6-8)
          

3.   Para Rasul-Rasul Allah Beserta Nabi-Nabi-Nya
            
Rasul-Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

عَنْ أَبِى ذَر قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَمْ عِدَّةُ اْلاَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا اَلرُّسُلُ مِنْ ذَالِكَثَلاَثَةُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيْرًا (رَوَاهُ أَحْمَد)

"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)

0 komentar:

Posting Komentar

Pages